Bersaing Kelas Dunia, Gapura Gandeng Inggris dan Denmark

Selasa, 09 Februari 2016 - 19:37 WIB
Bersaing Kelas Dunia, Gapura Gandeng Inggris dan Denmark
Bersaing Kelas Dunia, Gapura Gandeng Inggris dan Denmark
A A A
JAKARTA - PT Gapura Angkasa, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak dibidang ground handling bandara menggandeng Pemerintah Inggris dan investor Denmark untuk menjadi perusahaan kelas dunia.

Direktur Utama Gapura Angkasa Agus Priyanto mengatakan, perseroan telah memiliki beberapa visi dan misi untuk terus melaksanakan transformasi bisnis, khususnya aspek layanan yang sesuai dengan lima prinsip pengelolaan perusahaan. Yaitu people, process, premises, brand, dan technology.

"Untuk itu kami telah melakukan peremajaan ground support equipment (GSE) untuk memenuhi visi dan misi perusahaan, serta mendukung ketentuan Pemerintah RI tentang pembatasan usia maksimum penggunaan GSE," kata Agus saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Beberapa alat canggih yang dilakukan peremajaan di antaranya High Lift Loader (HLL), Baggage Towing Tractor (BTT), Belt Conveyer Loader (BCL), Incapacitated Passenger Loader (IPL), Ground Power Unit (GPU), Air Conditioning Unit (ACU), Air Starting Unit (ASR), Passenger Boarding Stairs (PBS), Aircraft Towing Tractor (ATW), Lavatory Service Truck (LST), Water Service Truck (WST), dan Bendibelt.

"Sebagai salah satu bentuk dukungan kami terhadap ketentuan Pemerintah RI, secara resmi perseroan meluncurkan beberapa alat GSE dengan teknologi terbaru untuk memberikan layanan secara maksimal yang akan dipergunakan di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng," ungkap Agus.

Menurutnya, perseroan adalah pengguna pertama alat Bendibelt di Asia Tenggara yang merupakan hasil produksi Malaghan, Irlandia. Bendibelt merupakan versi tercanggih dari Belt Conveyer Loader dengan beberapa keunggulan, di antaranya dapat menghemat waktu untuk memasukan atau mengeluarkan bagasi dari dan ke pesawat.

"Dengan adanya Bendibelt ini akan mempermudah untuk digunakan dan mengurangi risiko cedera sumber daya manusia, serta dapat mengurangi kerusakan pada pesawat," harapnya.

Adapun Lavatory Service Truck (LST) dan Water Service Truck (WST) terbaru tersebut merupakan hasil produksi Vestegaards, Denmark. WST merupakan alat yang berfungsi sebagai sistem pembuangan dan pengisian air di pesawat, dan mempunyai beberapa keunggulan dibanding alat sebelumnya seperti dapat mengurangi biaya operasi dan perawatan pesawat.

Sementara, LST terbaru dapat mengoperasikan secara cepat dan jelas, serta kecepatan dalam proses mengosongkan limbah dari lavatory pesawat dan lingkungan operator yang sangat higienis.

Gapura juga memiliki alat yang menggunakan tenaga baterai agar teciptanya kondisi yang ramah lingkungan sesuai dengan prinsip Gapura, berupa Baggage Towing Tractor (BTT) yang berfungsi untuk menarik bagasi dan kargo dari/ke pesawat. Belt Conveyer Loader (BCL) berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan bagasi, dan Passenger Boarding Stairs (PBS) yang merupakan tangga untuk penumpang.

"Seluruh peremajaan Ground Support Equipment tersebut diharapkan bisa menjadikan Gapura sebagai perusahaan ground handling kelas dunia," ujar dia.

Sementara, Duta Besar (Dubes) Inggris untuk RI Moazzam Malik menambahkan. pemerintahnya sangat mendukung peluncuran Gapura New Hi-Tech Ground Support Equipment ini. Dengan adanya GSE yang telah diperbaharui, diharapkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta bisa sekelas Bandara Changi di Singapura.

"Saya pikir bandara Indonesia bisa seperti bandara internasional di Singapura, Thailand dan sekitarnya. Bandara dan pesawat adalah kedua hal yang sangat penting. Dan ini adalah sektor yang harus sukses," kata dia.

Ditempat yang sama, Duta Besar Denmark untuk RI, Casper Klynge berharap teknologi ini bisa mempercepat dan lebih jelas pengoperasiannya. Di sisi lain keunggulannya juga mengurangi biaya operasi dan perawatan pesawat.

"Teknologi ini juga memberi kecepatan dalam proses mengosongkan limbah dari lavatory sehingga pesawat secara higienis. Inilah yang juga menjadi perhatian dari Yang Mulia Ratu Denmark ketika waktu itu berkunjung ke Indonesia tepatnya Jakarta dan Yogjakarta," jelas Casper Klynge.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6645 seconds (0.1#10.140)